Bayer Leverkusen adalah tim yang tidak pernah meraih gelar Bundesliga dan selalu jadi runner-up. Namun, Xabi Alonso datang dan mengubah nasib Die Werkself, dari ‘Sang Neverkusen’ menjadi ‘Sang Meisterkusen’.
Lahirnya Sang Meisterkusen
Jauh sebelum kedatangan Xabi Alonso di kursi kepelatihan Bayer Leverkusen, tim ini belum bisa meraih kesuksesan. Tidak ada gelar juara Bundesliga yang pernah mereka rebut, kendati sudah berdiri 119 tahun lamanya.
Faktayang paling menyakitkan adalah bahwa Leverkusen acapkali menjadi runner-up. Bahkan pada 1998 sampai 2000, mereka bertubi-tubi harus puas kalah dalam perburuan gelar. Sesuatu yang pada akhirnya memunculkan istilah ‘Neverkusen.’
Apapun itu, ‘Sang Neverkusen’ yang selalu kalah dalam perburuan gelar Bundesliga sudah tidak ada lagi. Xabi Alonoso lah yang resmi menamatkan riwayat titel tersebut. Pelatih asal Spanyol membawa Leverkusen rengkuh gelar Bundesliga dengan ciamik, menyabet rekor unbeaten dalam prosesnya.
Die Werkself lahir sebagai kampiun baru Bundesliga, kompetisi yang lekat dengan Bayern Munchen sebagai klub tersukses di ajang ini. Mereka jugalah yang mengakhiri dominasi FC Bavarian, raja kompetisi ini selama 11 musim terakhir.
Sang Meisterkusen terlahir dengan sederet catatan emas, termasuk rekor tidak terkalahkan dalam 29 pertandingan Bundesliga. Lagi-lagi, mereka mengangkangi capaian Bayern, yang pada 2013/2014 merengkuh gelar dengan 28 laga tak terkalahkan.
Lebih lanjut, tim asuhan Xabi tidak terkalahkan dalam 43 pertandingan di seluruh ajang. Ini membuatnya masuk ke dalam jajaran elit Eropa yang pernah meraih capaian serupa, termasuk Juventus pada 2011 sampai 2012.
Transformasi Besar
Penunjukkan Xabi Alonso oleh manajemen Leverkusen pada November 2022 adalah sebuah pertaruhan besar. Pasalnya mantan gelandang Real Madrid dan Liverpool itu masih minim pengalaman. Rekam jejak melatihnya tercatat hanya pernah menukangi Real Sociedad junior.
Namun, Xabi menjawab semua keraguan terhadap dirinya dengan elegan, mengubah Leverkusen menjadi tim yang begitu solid. Leverkusen terjerembab di urutan ke-17 tatkala Xabi maju sebagai pelatih, namun transformasi tim ini begitu luar biasa di tangannya.
Evolusi besar terlihat dalam permainan Leverkusen, secara teknikal, maupun taktikal. Kekurangannya, Leverkusen acapkali telat panas dan kurang klinis, membuat mereka tidak piawai mengakhiri laga lebih awal.
Atmosfer sepakbola Jerman sudah tidak asing bagi darah kelahiran Tolosa, 43 tahun silam itu. Walau generasi sudah banyak berubah, Xabi membuktikan kalau pemahamannya akan permainan adalah salah satu yang terbaik di Eropa.
Rahasia Kesuksesan
Xabi, pasca kesuskesannya merengkuh gelar Bundesliga membeberkan bagaimana rahasia timnya merebut gelar. Kuncinya adalah menikmati setiap pertandingan. Artinya bermain tanpa tekanan harus merebut gelar walau gelar itu ada di hadapan mereka.
“Kami tidak banyak bicara tentang gelar di ruang ganti, tapi peluang kami menjadi juara musim ini selalu ada dalam kepala kami,” Ungkap Xabi, seperti dikutip via CNN.
Kemudian, Xabi menambahkan bahwa adanya ikatan dengan jajaran klub, mulai dari pemain dan dewan direksi adalah kunci sukses lainnya. Xabi mengakui Leverkusen punya semangat untuk juara, dan hal inilah yang akhirnya bisa mewujudkan mimpi klub ini.
Pelajaran dari Xabi Alonso, bahwa kesuksesan tidak melulu soal pengalaman atau track record. Xabi membuktikan, pemahamannya akan permainan bisa mengantar tim yang ia tukangi ke posisi teratas. Bahkan jika semula tim tersebut adalah tim semenjana sekalipun.