Banyaknya pemain naturalisasi dalam tubuh timnas Indonesia selalu jadi polemik. Inilah yang kemudian menjadi bahan kritikan kompatriot Shin Tae-Yong, Jong Song-chon.
Skuad Gendut Pemain Keturunan
Ada banyak peningkatan performa timnas Indonesia dalam beberapa periode ke belakang. Namun, seiring peningkatan tersebut, ada sebuah polemik. Apa lagi kalau bukan soal pemain keturunan yang ada dalam skuad.
Setidaknya ada 11 pemain keturunan dalam skuad besutan Shin Tae-yong. Beberapa nama tersebut antara lain Sandy Walsh, Jordi Amat, Ivar Jenner, Ragael Struick, Thom Haye, dan enam nama lainnya.
Ekspansi STY untuk mencari nama-nama pemain keturunan tampak belum mau berhenti sampai di sini. Pelatih asal Korea Selatan memproyeksikan ada beberapa nama lain yang masuk radar. Bahkan, kesemuanya kemungkinan bakal dinaturalisasi dalam waktu dekat.
Jangan Terlalu Andalkan Keturunan
Keputusan STY memberi banyak kuota untuk pemain naturalisasi dalam skuadnya banyak mendapat kritik. Tidak hanya dari pecinta sepakbola tanah air, tapi juga dari pihak eksternal. Salah satunya dari kompatriot STY sendiri, Jong Song-chon.
STY, bagi Jong Song-chon adalah sosok yang tidak asing, mengingat keduanya kerapkali berhadapan saat masih sama-sama berkarir di Negeri Ginseng. Keduanya kini masih berseberangan, dengan Shin Tae-yong berkarir di timnas Indonesia, sedang Jong Song-chon di salah satu klub Vietnam.
Namun, apa yang dilakuakn STY pada timnas Indonesia agaknya menarik perhatian Jong. Baginya, apa yang STY lakukan terhadap skuad Garuda tidak sehat. Ia menyarankan STY tidak terlalu bergantung pada pemain-pemain keturunan.
Skema memberikan satu dua nama pemain keturunan pada skuad sebuah timnas memang memberi keuntungan. Tapi jika itu dilakukan berlebihan, Jong beranggapan bahwa skuad itu tidak sehat.
Sebagai alternatif, Jong Song-chon menyarankan agar Indonesia tetap melakukan pemantauan bakat di kejuaraan nasional. Kemudian juga meningkatkan pembinaan pemain muda. Menurut Jong, itu adalah opsi jangka panjang yang lebih baik.
Belajar dari Park Hang-seo
Jong Song-chon sudah lama berkarir di Vietnam, dan ia banyak belajar dari Park Hang-seo. Hang-seo, selama masa kepemimpinannya terbukti mampu membuat skuad Vietnam begitu tangguh. Inilah yang menurut Jong Song-chon harus dicontoh banyak pelatih, termasuk STY.
Menurut Jong, PHS punya prinsip membangun tim dari skuad dan materi yang sudah ada. PHS adalah tipikal pelatih yang selalu berusaha dekat dengan para pemainnya. Hasilnya tentu saja, chemistry tim meningkat dan berujung prestasi untuk tim.
Evaluasi Untuk STY
STY secara hukum tidak melakukan sebuah pelanggaran dengan menggendutkan slot pemain naturalisasi dalam skuadnya. Namun, benar kata Jong Song-chon, STY juga harus memperhatikan pemain-pemain lokal.
Menggaet pemain-pemain berdarah lokal yang merumput di luar negeri bukan sebuah dosa. Tetapi jika itu dilakukan berlebihan, ancaman menanti. Bukan cuma matinya talenta-talenta lokal, tapi juga masa depan tim secara general.
Bayangkan jika sudah tidak ada lagi pemain naturalisasi yang bisa digaet. Prestasi timnas praktis akan menurun. Di sisi lain, pengembangan talenta lokal sudah terlanjur mati gara-gara rendahnya minat pelatih timnas untuk menggaet para pemain lokal.
Satu pesan untuk STY, masyarakat Indonesia menghendaki timnas yang berprestasi. Barangkali, mendatangkan para pemain naturalisasi adalah salah satu solusi. Namun, porsinya harus tetap seimbang, antara pemain lokal dan darah campuran.