Momen kartu kuning kedua Ivar Jenner adalah momen yang paling banyak mengundang reaksi dalam partai Qatar vs Indonesia U23. Banyak yang mempertanyakan apa fungsi VAR yang tidak mengecek ulang momen tersebut. Lantas, apakah wasit sudah memakai VAR dengan semestinya?
Apa yang Terjadi?
Sejumlah kontroversi menjadi penghias laga antara Qatar vs Indonesia dalam laga lanjutan Grup A Piala Asia U23. Salah satunya adalah momen kartu kuning kedua Ivar Jenner. Jenner mendapat kartu kuning yang kedua setelah melanggar Saif Eldeen.
Akan tetapi, banyak yang menyoroti keputusan wasit dalam pengambilan keputusan tersebut. Banyak yang menilai keputusan wasit berat sebelah dan merugikan Indonesia. Tak sedikit pula yang mempertanyakan kenapa wasit tidak meninjau ulang tayangan VAR.
Shin Tae-yong juga pusing tujuh keliling melihat kejadian yang menimpa Ivar. Pelatih asal Korea Selatan itu melihat betul bahwa tidak ada kontak sama sekali. Ia lantas mempertanyakan mengapa wasit enggan mengecek momen tersebut via VAR.
VAR Salah Fungsi?
Semenjak kehadirannya sekitar tahun 2018 silam, VAR banyak membantu wasit dalam pengampilan keputusan saat momen-momen penting. Tapi tak jarang, VAR justru menimbulkan kontroversi, seperti pada laga Qatar vs Indonesia. Tapi, apakah memang ada kesalahan penggunaan VAR di laga ini?
IFAB (Inernational Football Association Board), lembaga yang mengatur segala regulasi sepakbola telah memberikan aturan jelas penggunaan VAR. Kalau melihat momen pelanggaran Ivar, momen tersebut memang tidak bisa ditinjau VAR.
Aturan pertama sebuah momen akan dicek VAR adalah momen canggung antara gol atau tidak gol. Wasit akan mengecek tayangan VAR apabila ada kejanggalan dalam proses terjadinya gol. Entah bola belum melewati garis, ada pelanggaran, ataupun offside dalam prosesnya.
Selanjutnya, aturan kedua sebuah momen bakal dicek VAR adalah momen canggung menentukan penalti atau tidak penalti. Bisa jadi ada keraguan wasit dalam membuat keputusan. Entah karena memang tidak ada pelanggaran, atau pelanggaran itu terjadi di luar kotak.
Ketiga, VAR berfungsi untuk mengecek momen yang berpotensi menghasilkan kartu merah. Sebuah pelanggaran keras atau handball secara sengaja terkadang sulit terdeteksi wasit. Untuk alasan inilah, VAR hadir sebagai alat tinjau ulang.
Terakhir, VAR digunakan untuk mengecek apabila ada kekeliruan wasit dalam memberikan kartu kepada pemain. Misalnya, pemain A mendapat kartu, padahal seharusnya yang mendapat kartu adalah pemain B.
Pelanggaran Ivar dalam kasus ini tidak tercantum dalam aturan. Ingat, VAR berfungsi untuk menentukan keputusan pemberian kartu merah langsung. Sementara Ivar menerima kartu kuning kedua, bukan kartu merah langsung. Jadi, keputusan wasit tidak meninjau ulang VAR rasa-rasanya sudah sesuai aturan.
Problem Sebenarnya
Sejatinya, masalah yang menjadi tanda tanya dalam pertandingan Qatar vs Indonesia bukan karena VAR saja, tapi lebih kepada wasit yang berat sebelah. Setidaknya ada beberapa momen di mana wasit seakan-akan menunjukkan keberpihakannya pada tuan rumah.
Katakanlah wasit mengambil keputusan tepat dengan tidak mengecek VAR atas pelanggaran yang berbuah kartu kuning kedua untuk Ivar Jenner. Tapi persoalannya, kenapa wasit tidak mengecek pelanggaran keras Saif Eldeen atas Witan Sulaeman pada menit ke-56. Padahal pelanggaran itu jelas-jelas berpotensi kartu merah.
Manakala Ramadhan Sananta yang melakukan pelanggaran keras terhadap pemain Qatar, wasit tanpa basa-basi mengecek VAR. Kemudian sang pengadil lapangan merevisi kartu kuning untuk sang pemain, diganti dengan kartu merah langsung beberapa saat setelahnya.
Terlepas dari berpihak atau tidaknya wasit kepada tuan rumah dalam laga Qatar vs Indonesia, Garuda Muda tetap saja kalah. Tidak ada negosiasi di pertandingan kedua. Menang adalah harga mati untuk tetap memupuk asa di fase grup.