Indonesia mendapatkan tiket ke perempat final Piala Asia U23 2024 pasca mengalahkan Jordania di matchday terakhir babak grup. Shin Tae-yong secara garis besar puas atas performa anak asuhnya, sembari mempersembahkan kemenangan ini untuk semua orang di Indonesia.
Catatan Sempurna
Walau ternoda satu kekalahan di partai pertama babak grup, perjalanan Indonesia di Grup A masih terbilang sempurna. Sempurna karena Indonesia menutup babak grup dengan gaya, menjungkalkan Jordania dengan hasil akhir 1-4.
Qatar awalnya menjadi mimpi buruk tim besutan Shin Tae-yong, ketika sang empunya turnamen ini mengandaskan Garuda Muda, dua gol tanpa balas. Namun asa kembali hidup setelah Witan Sulaeman cs meremukkan Australia, 1-0 di pertandingan kedua.
Partai terakhir bukanlah partai wajib menang, dan Indonesia hanya butuh hasil seri ketika menantang Jordania. Namun, timnas menolak main aman, lebih memilik bermain terbuka dan akhirnya menang besar atas Jordania.
Untuk Indonesia
Tidak ada kata yang lebih tepat untuk menggambarkan bagaimana perasaan Shin Tae-yong selain kata puas. STY begitu menantikan momen masuknya Indonesia ke perempat final. Baginya, ini adalah buah dari kerja keras dalam tubuh timnas U23.
Kemudian, STY secara khusus mempersembahkan kemenangan ini kepada seluruh rakyat Indonesia. Pelatih asal Korea Selatan ini merasa tersanjung mendapat dukungan besar dari masyarakat, dan baginya ini menjadi semacam pemompa motivasi timnas.
Selanjutnya, STY merasa tersanjung karena ketum PSSI Erick Thohir dan Menpora Dito Ariotedjo menyempatkan diri memberi dukungan langsung. STY senang bisa menunjukkan performa terbaik timnya di hadapan dua petinggi dunia olahraga Indonesia itu.
Berkat Tangan Dingin Shin
Di balik kesuksesan Indonesia saat ini, Shin Tae-yong lah pelakunya. Juru taktik asal Korea Selatan ini mendapat mandat PSSI melatih Indonesia pada 2020. Kemudian mentransformasi dirinya menjadi juru selamat sepakbola tanah air.
Banyak kontroversi yang terjadi selama STY menjabat sebagai pelatih. Di masa-masa awal, STY mendapat banyak kritik karena keberaniannya membawa pemain-pemain muda. Juga karena keberaniannya mencoret nama-nama pemain kawakan Garuda.
Beberapa tahun setelahnya, STY kembali dihujani kritik karena keputusannya membawa banyak pemain keturunan. Keputusan ini menurut banyak pihak, merugikan, karena mengancam eksistensi liga dan para pemain lokal.
Namun, Shin menjawab kritik demi kritik tersebut dengan cara elegan. Bukan dengan menampar balik para pengkritiknya dengan kata-kata, melainkan dengan prestasi. Berkat tangan dinginnya inilah Indonesia bertransformasi, salah satunya dengan melaju ke perempat final Piala Asia U23.
Untuk Piala Asia U23 sendiri, STY mendapat target masuk ke Olimpiade Paris. Sesuatu yang tampaknya realistis jika melihat seperti apa performa timnas saat ini. Namun, kalaupun target itu gagal, rasanya PSSI tetap harus mempercayakan kursi pelatih pada STY.
Dinasti hasil kreasi STY di timnas bagaimanapun belum selesai total. Bagaimanapun, mendepak atau menyelesaikan masa jabatannya akan membuat timnas seperti bangunan yang belum rampung. Semoga saja STY bisa membawa timnas ke level yang jauh lebih baik lagi.