Kendati Inggris banyak tersohor sebagai negara asal muasal sepakbola, kekuatan mereka di Eropa musim ini ternyata tak begitu bagus. Ranking koefisien terbaru menempatkan mereka di bawah Jerman dan Italia. Lantas, bagaimana nasib mereka yang kemungkinan batal mendapat jatah 5 slot UCL musim depan?
Italia dan Jerman Unjuk Gigi
Dua musim ke belakang tampaknya masih menjadi momen tim-tim Italia unjuk gigi di kompetisi Eropa. Kendati para utusan Negeri Pizza rontok di babak 16 besar, para utusan lain masih bertahan di Liga Eropa dan Liga Konferensi Eropa.
Di Liga Eropa, masih ada dua wakil Italia yang bertahan. Atalanta bermain melawan Marseille di semifinal. Sementara AS Roma menantang Leverkusen di fase yang sama. Ini menempatkan Italia di posisi teratas dengan poin koefisien sejauh ini sebesar 19.428.
Senada dengan Italia, Jerman juga tengah menancapkan dominasi mereka di kompetisi Eropa. Ada dua wakil mereka di semifinal Liga Champions, Bayern dan Dortmund. Kemudian ada satu wakil pula di Europa League, yaitu sang kampiun Bundesliga, Leverkusen.
Seluruh catatan tersebut membuat Jerman menempati urutan kedua setelah Italia. Rinciannya, Jerman meraup 18.357 poin koefisien. Jumlahnya akan terus bertambah mengingat masih ada tiga wakil di ajang Eropa.
Bagaimana Nasib Inggris?
Digdayanya Jerman dan Italia di sisi lain membuat Inggris gigit jari. Wakil Negeri Ratu Elizabeth di kompetisi Eropa musim ini tinggal menyisakan Aston Villa. Sementara semua utusan lain kompak rontok melaju cuma sampai perempat final.
Sayangnya, fakta tersebut membuat Inggris kehilangan jatah slot 5 tim di UCL musim depan, yang kini menjadi milik Italia dan Jerman. Padahal merekalah yang paing getol mengincar jatah ini semenjak wacananya pertamakali mengemuka. Inggris sejauh ini mengumpulkan 17.375.
Secara matematis, tidak ada kesempatan bagi Inggris untuk menyalip Jerman dan Italia. Katakanlah Aston Villa menang sampai juara Conference League, poin Inggris paling banter ada di 18.325. Memang hampir mendekati Jerman, tapi Jerman tetap tak tersentuh. Apalagi, Negeri Panzer masih sangat berpotensi menambah poin koefisiennya.
Apa Itu Poin Koefisien
Sekadar informasi, poin kefisien UEFA adalah poin yang diberikan kepada asosisasi sepakbola negara anggota berdasarkan performa klubnya di kompetisi UEFA. Ini adalah sesuatu yang berbeda mengingat UEFA sebelumnya menggunakan ranking koefisien.
Untuk pembagian poinnya, kemenangan akan bernilai dua poin, sementara hasil seri akan mendapat satu poin. Selain poin utama, ada juga poin bonus yang didapat federasi jika federasi tersebut berhasil mengirim wakilnya ke babak tertentu.
Aturan perihal poin koefisien ini adalah bagian dari perombakan format Liga Champions musim depan. Kompetisi kasta tertinggi Eropa ini akan memiliki jumlah peserta lebih banyak per musim 2024/2025. Dari semula 32 tim menjadi 36 tim.
Setidaknya, ranking poin koefisien membuktikan bahwa tim-tim Inggris kurang bisa berkompetisi di level Eropa. Ini adalah PR buat mereka. Sementara buat Italia dan Jerman, prestasi ini perlu dipertahankan untuk musim berikutnya.