Sepakbola yang Tidak Adil Buat PSG

PSG mencatatkan dominasi dalam laga leg kedua semifinal Liga Champions melawan Borussia Dortmund. Tapi, skuad Enrique justru pulang dengan hasil hampa. Sepakbola seakan tidak adil buat mereka. Bagaimana bisa demikian?

Bacaan Lainnya

Dominan Tidak Berguna

Dengan ambisi membara untuk bisa tampil di final Liga Champions lagi, PSG membombardir pertahanan Dortmund di leg kedua semifinal. Lebih dari 30 tembakan mereka lepaskan ke gawang Gregor Kobel. Tapi, tak ada satupun yang berbuah gol.

Dortmund di sisi lain menunjukkan kalau permainan mereka jauh lebih efektif. Memang, penguasan bola, xG, total shot dan on target mereka kalah jauh. Tapi rasio tembakan mengarah ke gawang PSG membuktikan kalau permainan The Black and Yellow lebih efektif.

Dari total tujuh tembakan yang dilepas, Dortmund mencatatkan tiga tembakan tepat sasaran. PSG sementara itu melepas lima tembakan on target ke gawang Dortmund. Yang ironis adalah, rasio gol PSG jauh lebih sedikit, yaitu hanya 16 persen dari total tembakan.

Die Borussen, dalam angka membuktikan permainan mereka lebih baik. Kalau rasio tembakan berhasil PSG adalah 16 persen, maka Dortmund punya catatan lebih baik. Dortmund memiliki rasio gol sekitar 80an.

Sepakbola Kadang Tak Adil

Sejumlah pecinta sepakbola pasti tahu kalau sepakbola kadang tidak adil. Luis Enrique, juru taktik PSG juga mengatakan hal demikian. Menurutnya, laga di Paris agak lucu, karena PSG akhirnya tumbang walau begitu mendominasi.

Namun, Edin Terzic telah membuktikan bahwa anggapan Enrique dalam sepakbola adalah hal yang wajar. Dortmund boleh jadi kalah di berbagai elemen statistik. Tapi semua mengakui kalau klub yang bermarkas di Signal Iduna Park ini memang bermental juara.

PSG mencatatkan rerata 70 persen penguasaan bola, sedang Dortmund adalah sisa 30 persennya. Yang perlu digarisbawahi adalah PSG mendapat lima big chance di laga ini. Namun tak ada satupun yang berbuah gol.

Uang Bukan Segalanya

Memang, skuad PSG musim ini adalah skuad yang jauh lebih terjangkau dibanding tahun-tahun sebelumnya. Namun, skuad Les Parisiens tetap saja menjadi salah satu yang paling mahal di seluruh dunia. Fakta itulah yang menyakitkan, karena sejauh ini PSG belum meraih satupun trofi UCL.

Market value para pemain PSG jika digabung berada dalam nilai yang sangat fantastis. Transfermarkt menyajikan kalau nominalnya mencapai 17 miliar. Sementara skuad Dortmund bernilai sekitar 8 miliar, tidak ada separuhnya total market value pemain PSG.

Namun, Dortmund membuktikan kalau skuad mahal bukan jaminan sebuah tim bisa memenangkan kompetisi. PSG merasakan ini berkali-kali. Skuad bertabur bintang mereka berkali-kali gugur di Liga Champions berbagai musim. Kalah oleh tim dengan skuad biasa, tapi punya jiwa yang pantang menyerah.

PSG pasca laga ini harusnya bisa introspeksi diri. Efektivitas menjadi nomor satu dalam sepakbola. Untuk itu, Enrique perlu belajar bagaimana memenangkan laga lewat taktiknya. Bukan sekadar main atraktif, enak dinonton dan mendominasi laga. Atau juga mengandalkan kekuatan finansial untuk membeli semua bintang yang bisa mereka dapatkan.

Pos terkait