Dortmund telah membuktikan bahwa Wanda Metropolitano masih angker. Pasukan Edin Terzic pulang membawa kekalahan dalam partai lanjutan perempat final Liga Champions, Kamis (11/4). Mari simak bagaimana jalannya pertandingan seru ini!
Sepasang Gol Buat Atletico
Sesuai perkiraan, Diego Simeone memainkan skema 3-5-2 melawan Dortmund, dengan mempraktekkan high press. Dortmund di sisi lain menjawab dengan 4-2-3-1, dengan Fulkrug sebagai ujung tombak tunggal.
Serangan cepat dan high pressing dari Atletico berbuah manis, hanya dalam kurun empat menit. Rodrigo De Paul sukses mengintersep bola umpan dari lini pertama Dortmund, kemudian menceploskan bola ke gawang Kobel.
Pressing Atletico benar-benar efektif untuk mencuri bola dari area permainan Dortmund. Terbukti, beberapa kali, Atletico berhasil mendapatkan peluang. Kendati demikian, mereka selalu gagal memanfaatkan peluang-peluang tersebut.
Namun, lewat skema yang sama, gol kedua Atletico tercipta, juga merupakan buah kesalahan barisan belakang Dortmund. Tidak ada penjagaan berarti pada Samuel Lino, dan dengan mudah, sang pemain menyontek bola kiriman Griezmann pada menit ke-32.
Dortmund terus berupaya mengejar margin dua gol, tetapi taktik Simeone benar-benar menghentikan mereka. Gawang Jan Oblak tetap perawan, dan Atletico menutup paruh pertama dengan keunggulan.
Haller Pertipis Margin
Memasuki babak kedua, jelas sudah apa yang hendak dimainkan Simeone dan pasukannya. Atletico bermain lebih pasif sepanjang 45 menit kedua, dengan ekspektasi mempertahankan keunggulan dua gol mereka.
Dortmund berusaha membongkar pertahanan Atletico yang begitu rapat dan dalam. Tetapi pasukan Edin Terzic selalu menemui jalan buntu. Kotak penalti Los Colchoneros hampir-hampir tak terjamah, membuat Jadon Sancho CS hanya bisa melakukan shoting-shooting dari area luar kotak.
Hingga sembilan menit jelang bubaran, Sebastian Haller yang masuk menggantikan Fulkrug berhasil mempertipis margin. Sang striker berhasil lolos dari offside trap Atletico, untuk kemudian menuntaskan umpan Julian Brandt menjadi gol.
Sisa waktu yang ada coba dimanfaatkan Dortmund untuk mencari gol penyeimbang, tetapi selalu temui jalan buntu. Skor 2-1 untuk Atletico tetap bertahan sampai peluit panjang, membuktikan markas Atletico masih angker.
Fakta Pertandingan
Angkernya kandang Atletico bukan satu-satunya fakta yang kembali tersaji dalam partai Atletico vs Dortmund ini. Ada beberapa fakta lain yang terkuak pasca laga ini. Apa saja fakta-faktanya? Mari kita simak!
Dortmund yang perkasa, tidak terkalahkan dalam tujuh laga terakhir UCL pada akhirnya tumbang. Plus, kekalahan ini membuat rekor mereka makin buruk di perempat final. Mereka kini selalu menelan kekalahan dalam lima partai perempat final terakhir.
Satu nilai plus buat Dortmund, karena striker mereka Sebastien Haller sukses mengakhiri rentetan clean sheet di enam laga perempat final terakhir Atletico. Kendati begitu, rekor Atletico masih tetap bagus, dengan hanya kebobolan lima gol dari 17 laga kandang terakhir di fase gugur UCL.
Sementara itu, buat Atletico, mereka masih tetap tidak terkalahkan dalam 17 pertandingan kandang fase gugur terakhir UCL. Rinciannya 11 kemenangan dan 6 hasil seri. Tapi, ini adalah kemenangan pertama mereka dalam tujuh bentrok terakhir kontra tim Jerman.
Leg kedua akan sedikit menguntungkan Dortmund, karena mereka akan bermain di hadapan ultras setia mereka. Satu PR nya adalah, pertahanan harus dibenahi, plus mencari ketajaman dan bagaimana cara membongkar low block Simeone.