Bayern dan Real Madrid kembali beradu dalam sebuah partai beraroma rivalitas panas pada Rabu (1/5) di Allianz Arena. Laga ini tuntas tanpa pemenang dengan skor akhir 2-2. Kendati begitu, ini adalah bukti Los Galacticos masih perkasa. Mengapa demikian?
Hasil Pertandingan
Bayern yang bermain di hadapan publik sendiri tidak ingin markasnya jadi pencetak keunggulan buat Real Madrid. Namun, hal yang mereka takutkan justru terjadi. Madrid unggul di babak pertama via gol Vinicius Junior pada menit ke-24.
Die Roten menyetarakan kedudukan lewat Leroy Sane pada menit ke-53. Mereka bahkan berhasil berbalik unggul lewat sepakan penalti Harry Kane, tujuh menit berselang. Namun, Bayern harus puas dengan hasil seri 2-2 pasca Vinicius Junior mencetak gol lewat titik putih pada menit ke-83.
Real Madrid Superior
Kendati tidak meraih kemenangan, Real Madrid mencatatkan sejumlah statistik yang sahih membuktikan bahwa mereka masih superior. Madrid masih perkasa di UCL, juga memperpanjang rentetan rekor bagus melawan FC Hollywood.
Pertandingan di Allianz Arena menjadikan Bayern tidak pernah menang melawan Los Blancos dalam delapan pertemuan terakhir. Rinciannya, The Bavarian mengemas dua hasil seri dan enam kekalahan. Lebih lanjut, utusan Jerman bahkan mencatatkan rerata 2,4 kebobolan dalam delapan pertandingan ini.
Bagi Real Madrid, hasil imbang melawan Bayern berarti hasil imbang keempat secara berturut-turut, dan rekor ini adalah yang pertama kalinya buat mereka. Kendati demikian, anak asuh Carlo Ancelotti masih unbeaten dalam 11 laga terakhir kompetisi ini.
Memang tidak ada kemenangan di Allianz Arena, tetapi Real Madrid berhasil terhindar dari kekalahan. Ini akan menjadi bekal bagus, track record mereka selagi tidak kalah di leg pertama terlihat impresif. Real Madrid melaju 18 kali dari total 19 laga leg pertama fase gugur, di mana utusan Spanyol terhindar dari kekalahan.
Bukan Performa Terbaik
Hasil imbang di Allianz Arena boleh jadi mengesankan. Tapi bagi Don Carlo, ini bukan performa terbaik tim asuhannya. Hal ini ia ungkapkan pasca laga. Ancelotti tidak memungkiri bahwa hasilnya menguntungkan Real Madrid, tetapi menyoroti bagaimana timnya kalah dalam berbagai aspek dari Bayern.
Menurut penuturan Ancelotti, seperti dikutip via Footbal Espana, para pemain Madrid membiarkan para pemain Bayern terlalu leluasa mengontrol laga. Hasilnya, Bayern bisa membalikkan keadaan walau sempat tertinggal.
Namun, gol kedua Bayern, menurut Ancelotti adalah momentum titik balik pertandingan tersebut. Timnya lebih berani menekan sejak eks pemain Tottenham Hotspur itu merobek jala Andriy Lunin. Walau begitu, Ancelotti menilai Bayern dalam kondisi terbaik, sedangkan timnya tidak.
Kane dalam Data
Kendati laga Bayern vs Real Madrid membuktikan superiortas Los Blancos, bukan berarti Bayern tidak punya catatan bagus. Harry Kane menyumbang beberapa data menarik. Terutama soal kontribusi golnya untuk skuad Thomas Tuchel.
Kontribusi gol Kane musim ini tercatat ada di angka 11, rinciannya delapan gol dan tiga assist. Ini adalah jumlah terbanyak yang pernah dicetak pemain Inggirs di UCL. Jangan lupakan fakta bahwa kontribusi golnya adalah yang terbanyak di lima liga top Eropa, dengan 54 gol, kombinasi 43 gol dan 11 assist.
Tanpa catatan assist, Kane juga masih menjadi entitas yang menakutkan. Kane sejauh ini telah mencatat 43 gol di semua kompetisi. Ini menyejajarkannya dengan Kylian Mbappe sebagai kolektor gol terbanyak lima liga top sejauh ini.