Bak sebuah kisah cinta, Arsenal dan Bayern Munchen kembali berjumpa dalam partai perempat final Liga Champions. Arsenal akan menjamu Bayern di Emirates, Rabu (10/4). Bagaimana kans keduanya dalam pertandingan ini?
Cinta Lama Bersemi Kembali
Arsenal dan Bayern bak dua sejoli yang sudah terpisah sekian lama. Terakhir kali Arsenal mentas di ajang tertinggi Benua Biru adalah pada musim 2016/2017. Bayern adalah tim terakhir yang mereka hadapi kala itu, sekaligus tim yang memulangkan mereka dari kompetisi.
Tujuh tahun absen, Arsenal kembali ke kasta tertinggi sepakbola Eropa, dengan Bayern sudah menanti lagi di partai perempat final. Ini akan jadi partai ke-13 antara keduanya, di mana Bayern punya rekor superior, tujuh kemenangan berbanding tiga kekalahan dan dua seri.
Bayern, sang kekasih lama Arsenal memiliki catatan yang mengerikan buat tim asal London. Total, keduanya sudah empat kali berjumpa di fase gugur. Sayang buat tim London Merah, semua pertemuan itu berakhir dengan tergusurnya mereka dari Liga Champions.
Pertemuan terakhir kontra Bayern barangkali adalah luka terdalam buat Arsenal. Bagaimana tidak, Bayern membuat mereka hancur lebur kala itu. Dua kali Die Roten membabat Arsenal dua kali, dengan skor 5-1, sekaligus mengukir rekor kekalahan terbesar Arsenal di Emirates.
London adalah kota yang bersahabat buat tim yang kini ditukangi Thomas Tuchel. Bayern total telah mengalahkan tiga tim terbesar di kota ini, Chelsea, Tottenham dan Arsenal. Mereka hanya kebobolan tiga kali, membobol gawang tiga tim ini total 15 kali.
Sebagai kekasih lama yang tidak berjumpa sekian lama, Bayern sepatutnya rindu dengan Arsenal. Rekor mereka begitu apik melawan tim asal London, dan barangkali, CLBK ini akan berakhir manis pula.
Bola Berputar
Boleh jadi, Bayern superior secara statistik melawan Arsenal. Tapi, bola akan selalu berputar. Kondisi kedua kesebelasan bak bertukar posisi saat ini. Arsenal sedang berada dalam tren positif, dan Bayern justru sebaliknya, sedang inkonsisten.
Di EPL, Arsenal, dengan koleksi 22 kemenangan, 5 hasil seri dan 4 kekalahan berada di pucuk klasemen, mengepak 71 poin. Armada Arteta punya catatatn tak terkalahkan di tujuh laga terakhir. Bisa dibilang, ini adalah salah satu musim terbaiknya Meriam London.
Kubu Bayern di sisi lain sedang menghadapi problem soal konsistensi. Anak asuh Thomas Tuchel baru dihantam dua kekalahan beruntun, kontra Dortmund dan Heidenheim. Ditambah fakta bahwa mereka kehilangan gelar Bundesliga yang selama ini dikuasai selama 11 musim berturut.
Kondisi yang berbanding terbalik ini praktis sebuah keuntungan buat armada Arteta. Walau rekor mereka jauh dari memuaskan saat melawan Bayern, kedewasaan musim ini bisa jadi mengubah jalan cerita. Barangkali, saatnya bola berputar, dan Arsenal yang singkirkan Bayern.
Atmosfer Menguntungkan
Arsenal akan menghadapi Bayern di Emirates, kandang yang notabene bakal selalu dipadati para militan The Gunners. Kondisi ini saja sudah sangat menguntungkan. Apalagi jika ada tambahan problem eksternal dari Bayern.
Bayern terkena larangan membawa supporter pada lawatan mereka ke Emirates nanti. Perkara utamanya adalah soal attitude kurang baik pendukung mereka dalam partai kontra Lazio berupa pelemparan kembang api ke lapangan.
Praktis, semua kursi bakal terisi oleh para pendukung Arsenal, membuat atmosfer kian bersahabat buat Meriam London. Sebaliknya, Bayern akan merasakan keangkeran markas Arsenal ini, walau London, seperti fakta sebelumnya, adalah kota yang bersahabat buat mereka.
Fakta lebih menyakitkan, Arsenal selalu menang dalam setiap laga kandang mereka di UCL musim ini. Kesemuanya berakhir dengan clean sheet. Jelas, ini bakal jadi PR Tuchel, terlepas fakta bahwa gawang Arsenal adalah satu dari sekian gawang yang paling sering dibobol Harry Kane dengan 19 gol.
Prediksi Pertandingan
Bayern tahu bahwa Arsenal bukan lawan mudah, dan Thomas Tuchel harusnya tahu tim ini punya pressing tinggi. Strategi eks pelatih Chelsea tampaknya akan lebih possession based. Membongkar pertahanan Arsenal perlahan adalah cara terbaik ketimbang memaksa permainan berjalan terbuka.
Soal taktik, Tuchel kemungkinan besar akan memainkan favoritnya, 4-2-3-1, mengandalkan Harry Kane sebagai ujung tombak. Sektor pertahanan harusnya jadi kunci, di mana sektor ini menjadi milik empat nama, Kim Min-jae, Dier, Upamecano dan Sacha Boey.
Arsenal sementara itu punya kebiasaan baru, memasang 4-3-3 attacking dengan formulasi trisula barunya. Entah siapapun yang berada di sektor sayap, Havertz bakal tetap jadi kunci di sentral. Arsenal boleh berharap magis pria Jerman bakal beri profit di leg pertama.
Statistik boleh jadi berpihak pada Bayern, tapi Arsenal yang mereka jumpai mereka sekarang adalah raksasa yang berbeda. Plus, kondisi diri sendiri yang sedang goyah, membuat posisi Bayern kurang menguntungkan. Siapa kira-kira yang bakal tersenyum dalam duel ini?