Ten Hag Stay! Langkah Blunder Atau Keputusan Tepat?

Setelah gonjang-ganjing soal pemecatannya di Manchester United, Erik Ten Hag akhirnya resmi bertahan. Langkah Setan Merah memperpanjang kontrak Ten Hag bisa jadi langkah tepat, tapi bisa juga jadi langkah blunder. Mengapa demikian?

Bacaan Lainnya

Pilih Pertahankan Ten Hag

Manchester United berada dalam situasi terombang-ambing pada musim 2023/2024. Klub asal kota Manchester ini mengalami salah satu periode terburuk mereka dalam sejarah Premier League. Setan Merah finish di urutan ke-8 klasemen EPL, dan ini menjadi capaian terburuk mereka sepanjang sejarah kompetisi Inggris.

Rentetan performa minor tersebut membuat posisi Erik Ten Hag selaku manajer berada di ujung tanduk. Isu pemecatan pelatih berkepala pelontos mengalir deras, bahkan sampai musim berakhir. Keberhasilan Ten Hag membawa Setan Merah menjuarai Piala FA pun disebut tidak akan bisa menyelamatkan karirnya.

Namun, ketika rumor pemecatan terus menjadi tanda tanya, titik terang hadir pada awal bulan Juli. Kamis (4/7), manajemen Setan Merah mengumumkan pembaruan kontrak Ten Hag di Old Trafford. Kontrak baru itu akan mengikat mantan pelatih Ajax hingga Juni 2026 mendatang.

Ten Hag mengungkapkan dalam laman resmi Setan Merah bahwa dirinya dan klub asal Manchester itu masih satu visi. Itulah yang menjadi kunci dalam penandatanganan kontrak baru sang pelatih. Walau ada faktor-faktor penentu lain seperti kegagalan Setan Merah mencari suksesor Ten Hag di musim depan.

Bisa Jadi Blunder

Kesepakatan untuk memperpanjang kontrak Ten Hag memang telah terjadi. Namun, kesepakatan ini bisa saja menjadi blunder buat Setan Merah. Tidak ada yang menjamin kalau musim ketiga Ten Hag akan berjalan mulus. Buktinya, musim keduanya saja menghadirkan rentetan performa minor yang menjadikan musim 2023/2024 sebagai salah satu yang terburuk.

Jangan lupakan fakta kalau hanya di era Ten Hag, United finish di urutan ke-8 klasemen Premier League. Ini menjadi semacam pertanda kalau MU besutan Ten Hag kesulitan bertarung dengan kekuatan-kekuatan tradisional lainnya. MU di bawah Ten Hag juga didera banyak masalah lain, seperti inkonsistensi, ketajaman lini depan dan rapuhnya lini belakang.

Terlepas dari raihan satu trofi yang berhasil ia bawa ke Old Trafford, secara garis besar, permainan MU nya Ten Hag musim lalu mengecewakan. Memang, masih ada kesempatan untuk melakukan evaluasi. Namun bukan berarti Ten Hag tak bisa melakukan hal yang lebih buruk di musim depan.

Secercah Harapan

Walau dengan segala catatan minor skuadnya musim lalu, Ten Hag nyatanya masih mendapat kepercayaan. Ini menjadi pertanda kalau performa mantan pelatih Ajax itu sejatinya masih terbilang bagus. Bahkan Ten Hag pun mengatakan kalau ada peningkatan kualitas dalam tubuh Setan Merah semenjak kedatangannya.

Kalau melihat performa keseluruhan, memang, hampir tidak ada yang spesial dari MU nya Ten Hag. Namun, kalau berkaca dari raihan trofi, MU meningkat. Di musim pertamanya, Ten Hag membawa United memenangkan Piala Liga. Sementara di musim kedua, ia memenangkan Piala FA.

Harapan publik Old Trafford bahwa Ten Hag akan membawa tsunami trofi di musim-musim mendatang barangkali bisa menjadi kenyataan. Kalau progressnya benar, MU bisa jadi kampiun EPL musim depan. Tapi syaratnya, mereka harus bisa menghilangkan unsur komedi dalam permainan tim yang inkonsisten seperti musim lalu.

Pos terkait